Jumat, 31 Juli 2009

Wanita akan kebebasannya.


“ kau boleh mengurung tubuhku, tapi tidak dengan hati dan pikiran ku*”
Maasihkah aku harus mendekam di dalam penjara
Dingin dan menusuk raga serta jiwaku
Dalam asa yang senantiasa padam dan tak kuasa
Walau jiwa dan hati ini ingin menorehkan sejuta bintang

Adakah aku masih harus menunduk dan membuta
Dalam ruangan gelap yang kau namakan penjara
Hnaya bisa duduk di pojokan dinding itu
Walau kuyakin kaki ini ingin berlari dan terus berlari

Aku seorang wanita,
Aku seorang budak
Itu yang kurasakan selama ini
Masih diikat oleh kodrat yang mereka agung-agungkan
Dalam paham yang hanya untuk mereka

Aku seorang wanita dan bukan budak mu
Hati ini ingin menjeritkan kata-kata emas itu
Walau aku harus di dihina oleh apa yang kau sebut kodrat
Aku yakin jiwa dan pikiran ini akan terbang tinggi,
karena aku adalah seorang wanita...
Nb: di ilhami oleh film berjudul ” wanita berkalung sorban ”
* merupakan kutipan dari film berjudul ”wanita berkalung sorban”

Sabtu, 25 Juli 2009

Jangan hilangkan senyum di wajahmu. “A father love“


Entah sejak kapan aku menyadarinya
Ada yang lain dari wajahmu yang polos itu
Sesuatu yang selama ini membuatku hidup
Sebuah senyum kecil telah hilang dari wajahmu

Entah apa yang terjadi pada dirimu
Lama tak kulihat lagi senyummu tersimpul
Telah hilang sudah ceria di wajahmu
Yang selama ini ada dan setia menemani langkah kakimu

Berhakkah aku untuk menegur sapa dirimu
Walau aku bukan lagi siapa-siapa untukmu
Tapi tahukah kau wahai buah hatiku
Bahawa senyummu adalah ceria bagiku...

Kisah sang peminta-minta


Adakah setitik kasih yang mau kau berikan kepadaku
Walau aku hanya seorang peminta-minta
Yang hanya tidur di tempat yang kau sebut itu sampah
Namun kukatakan tempat itu sebagai rumah ku

Masihkah kau mau tuk tersenyum kepadaku
Walau aku tak mengharapkan apa-apa darimu
Namun senyummu membuatku mengerti
Bahwa masih ada cinta di dunia kejam ini
Hanya sebuah senyuman.....

Hinakah dirimu jika aku menyapamu
Dan berharap kau mau memberikan recehan untukku
Untuk makanku, walaupun ku tak yakin ku makan hari ini
Namun ku ingin tetap menyapamu
Masih berharap kau mau tersenyum kepadaku

Masih sudikah kau tuk menatap ku
Jika kelak aku tergeletak di pinggiran jalan
Mati dan meninggalkan kalian semua
Walau aku ingin melihat satu seyum di wajah mu
Sekali lagi.....

Selasa, 21 Juli 2009

Ku yakin kau pasti tahu…

Semua telah kau ketahui
Dari desiran ombak hingga jatuhnya rintik hujan dari langit
Hingga kau berdiri diantara semak belukar
Dan kau hembuskan nafas panjang mu
Eantah apa yang kau pikirkan pada saat itu
Kau tahu segalanya...

Telah kau ukir satu nama di sebuah cincin
Yang kau berikan saat aku dan kamu tak besama
Masihkah kau hembuskan nafas panjang mu itu
Saat kau tahu antara kau dan aku tak ada lagi
Melepas genggaman di antara semak belukar dan tetesan hujan

Ku lihat kau masih berdiri di tempat itu
Diam dan tak henti-hentinya menangis
Masihkah aku harus menyapamu?
Ataukah kubiarkan saja tetesan hujan ini menghapus jejak air matamu

Esoknya...
Masih kudengar isak tangismu, pilu...
itu yang kurasakan
apakah kau tidak sadar bahwa hujan telah berhenti
dan tak kau lihatkah tetesan embun di semak belukar itu?
Semua pasti kan berakhir, walau perih adalah hal yang pasti

Dan tak kah kau sadar
Aku ada di belakang mu selama ini
Melihat mu sendiri dalam isak tangismu.
Walau kau tahu tentang segalanya...

Aku inginkan diri mu.



”Kita adalah sepasang elang
Sang raja angkasa di kala sang surya bertahta
Terbang bebas di angkasa bersama hembusan angin
Melambung tinggi dengan cita-cita yang abadi”

***********************

Masihkah kau ingat puisi itu, wahai sahabatku?
Sepenggal puisi yang pernah kau berikan kepadaku
Dengan senyummu yang ceria dan hatimu yang lugu itu
Bersama harapan yang kau janjikan kepadaku

Masih kau ingatkah kotak kecil yang kau berikan kepada ku
Dengan warna hijau dan warna kuning di luarnya
Agar ku taruh semua mimpi dan angan ku kedalamnya
Dan kan kau kabulkan semua itu

Masih kau ingatkah janji yang kau berikan kepadaku
Agar aku tak menangis lagi,
dan kau kan menghiburku dalam sedihku
Dengan senyummu agar aku tersenyum

Masikah kau ingat semua itu?
Puisi, kotak, dan janji mu itu
Yang kau berikan kepadaku, hanya untukku
Dan kau pergi hilang tanpa membawa kenangan itu

Andai ku tahu....
Tak perlu lah kau buatkan puisi itu, kotak itu, dan juga janji itu
Jika kau hanya mau untuk pergi melupakannya
Aku tak inginkan semua itu
Aku hanya ingin dirimu, senyummu, dan keceriaan mu

Aku inginkan dirimu sahabatku
Hanya itu mimpiku,
Walau kau telah melupakannya
Walau kau berubah akan zaman iitu
Hanya itu...